Santri Jomblo
Oleh: Zainun Nasikin. IX-A SMP Islam Sunan Bejagung
Sunyi sepi gelap, Sajak kawan kita
Seperti Basekamp Kopi, Saya bahagia
Jomblo kok sedih, mungkin kau perlu pergi ke Pantai Utara
Kawan, atau mungkin kamu kurang pintar
Apa terlihat sangar Jalan dengan pacar?
Masih bermabukan, menyusahkan orang tua
Kamu bangga menikah karena kecelakaan?
Atau tragisnya Hamil duluan tanpa pasangan?
Silahkan!
Sanksi polisi selalu menanti, hukum akhirat sudah pasti
Kembali kepada dirimu sendiri, kawan!
Sunyi sepi gelap, Sajak kawan kita
Seperti Basekamp Kopi, Saya bahagia
Berteman Honda CB 150 CC lama
Saya menanti Mawar yang ingin ku nikahi
Santri Oleng
Oleh: Deny Cahya Ramadhan IX-A SMP Islam Sunan Bejagung
Tiga tahun lalu,
Anak-anak santri oleng, Zainun, Endy, Naja
Menyusun memori rencana liburan
Mengenang masa-masa perpisahan
Mengisi rongga kebahagiaan bersama
Tiga tahun lalu,
Anak-anak santri oleng, Menyiapkan Situasi kami
Mengisi butir amunisi dalam tas hitam.
Boyong di pantai Boom penuh kemenangan.
Berjanji bertemu, mengenang masa-masa mondok
Saling bully, saling cerca, kemanapun dimanapun
Tapi itulah kemesraan kami bertiga
SiPlen, Koyor, Togek, tiga Jones yang kesepian.
Berjanji dejavu lagi disini.
Bisakah mereka menepati janji?
Langit seakan runtuh dan matahari berlari dari barat
Bukan karena mereka tidak hadir disini, tapi kabar duka
Siplen ditangkap polisi karena terjerat narkoba
Dan Togek diburu karena menipu tetangga
Tiga Santri Oleng,
Adalah gambar peta dunia.
Vila Kehidupan
Oleh: Dimas Naja Setiyaki IX-A SMP Islam Sunan Bejagung
Ini pelajaran, Vila kehidupan
Saksi kebinasaan dunia yang merengkuh bahagiaku
Dahulu memang aku bahagia, tapi bahagiaku semu
Tiga santri kopyah miring, mencoba-coba narkoba
Tanpa sepengatuan orang tua, gerombolan santri
Janjian pergi menakhlukkan Gunung Kelud Kediri
Masih berkopyah miring, meninggalkan teman pesantren
Berkumpul dengan sobat santuy
Ssstttt… Tidak akan ketahuan
Tak ada siapa-siapa, Tenanglah disini hanya kita bertiga
Kami lupa bahwa Dia Maha Ada
Delapan jam kami tak terjaga, dan tiba-tiba…
Tangan kami diikat di tiang jeruji besi
Ditatap pak polisi dengan pandangan sinis.
Pintaku tolong tiada ia gubris
Katanya takut kami merusak inventaris keamanan
Seperti tadi malam kami dibawa dari vila kehidupan
Penjara, vila kehidupan kedua kami
Memenuhi tanggung jawab pada Illahi
Santri dengan berbagai pelajaran
Kejamnya kehidupan pelarian.
Santri Mojokopek
Oleh: Kukoh Nizar Luswantoro IX-A SMP Islam Sunan Bejagung
Kami enjoy…
Di Perempatan Kapur tempat kami berkumpul
Menikmati lalu lalang kendaraan di sepanjang jalan aspal panas
Panasnya seakan menyembulkan bayang-bayang fatamorgana
Sepanas hatiku yang rindu akan oase kebebasan
Bonek di Perjalanan, Santri Mojokopek berniat mbolang
Menyusuri jalan keonaran diantara variasi kehidupan
Anak punk dengan pertahanannya, menghadang di depan
Memeras Ibu-ibu, meminta rokok untuk jatah lewat jalan
Kami enjoy…
Santri Mojokopek pantang mengibarkan bendera putih
Kami berjuang menghargai proses walau pedih
Tak ada dalam kamus, Santri Mojokopek pantang dipukul mundur
Bukan menantang, kami hanya membentuk pertahanan
Berkelahi dan melawan kebatilan
Jatuh bangun dalam kehidupan sudah kenyang asam garam
Mengalahkan beberapa anak punk yang menyerang ibu-ibu
Memandang hidup dari sudut pandang yang baru
Kami enjoy, dan rindu Oase kebebasan
Di tepi Aloon-aloon tempat kami mengumpul
Tak terpengaruh derap dan kebisingan kota Tuban
Kembali Mbolang untuk Mandi dan Mengaji
Menggapai Impian
Oleh: Choirul Mukminin IX-A SMP Islam Sunan Bejagung |
Egois dan keras kepala, atau solidaritas dan jujur
Pondok latar berbagai karakter membaur
Tempat berbagai keinginan yang belum terpenuhi
Panasnya serasa gurun, dinginnya bagai es kutub utara
Jangan tanya cinta monyet seperti di luar sana
Jangan tanya Chatting, internet, dan WA
Karena tak ada curhat, adanya percakapan yang lama
Tentang sambang ke teman-teman dan berbagi banyak cerita
Tidak bisa lagi ke Supermarket membeli coklat
Atau meniup kue ultah dihias pita dan bunga
Aku baik-baik saja sembilan otewe lulus
Tandanya hampir tiga tahun aku dibungkus
Ma’hadku dengan keterbatasan kebandelan terukur
Mencegah dua insan makhluk saling suka
Terjerumus semalaman pada hal hina dina
Yang berawal dari tertukarnya kontak mata
Ma’hadku mengakar bumi menyangga langit
Disidangkannya kebebalan di ruang pengadilan
Tempat hijrahnya orang-orang celaka
Kembali fitrah dari suratan Hoax yang merajalela
Jiwa dan ragaku digadai disini
Tempat berbagai keinginan yang belum terpenuhi
Introspeksi
Oleh: Cheril IX-A SMP Islam Sunan Bejagung |
Baru jam pertama sudah tidur
Bagaimana mungkin kita bisa jadi direktur
Jika kita hanya pura-pura mendengarkan
Mana mungkin kita paham yang diterangkan
Wahai teman-teman,
Lihatlah usaha Bapak kita!
Yang menyuruh berdiri agar tetap terjaga
Mengambil hatimu dengan cerita-cerita jenaka
Galak membentak supaya kita tetap terdidik
Berharap dirimu kelak jadi insan terbaik
Baru membuka kitab kita sudah mengantuk
Bagaimana mungkin segala ilmu bisa masuk
Jika hati cuma bersinar redup
Mana mungkin bisa kita melihat pelajaran hidup
Wahai teman-teman,
Lihatlah usaha Ibu kita!
Pagi buta sudah menyiapkan segala keperluan
Agar bisa tepat waktu mengajarkan kearifan
Yang bersedia meninggalkan putranya, belum genap satu tahun
Yang sudi hadir disini, meninggalkan ibunya yang sedang sakit paru-paru
Apakah disuruh melihat kita
Yang baru jam pertama sudah tidur
Jodoh Paimo
Oleh: Hendrik Eko Wahyudi IX-A SMP Islam Sunan Bejagung |
Murottal Al Qur’an menggema
Ada rasa yang ku pendam dalam dada
Meracik bumbu-bumbu hatiku yang sedang jatuh cinta
Santri pelamun yang lalai kepada Tuhan-Nya
Jodoh tidak kemana
Mo, kerjalah yang baik
Mo, Lanjutkan belajarmu
Tak pantas melamun bagi Sang Penuntut Ilmu
Suatu saat akan tiba masamu
Paimo tidak berani jujur
Mo, kamu melamun lagi
tidak mau berterus terang
Kalau sayang, usahakan untuk menang
Jangan boyong sebelum berhasil
Paimo, bermunajat semalaman
mengadu kepada Tuhan-Nya
diberikan keberkahan dan keberhasilan
diberikan jalan mengetuk hati jodohnya
Bahwa bunganya sudah mekar
Suatu saat agar diperkenankan ia petik
Tambatan Hati
Oleh: Ahmad Nurul Zaman IX-A SMP Islam Sunan Bejagung |
Piket hari ini seperti kemarin pagi
Saya diam-diam menyelinap di depan koperasi
Diantara tegaknya pohon kecacil
Duduk di taman, menanti dia lewat
Apakah kamu suka
Jangan-jangan kamu suka
Ahh, mungkin hanya perasaanmu saja
Tapi belum saatnya kamu jatuh cinta
Aku bersembunyi dalam diam
Tidak pernah memperlihatkan keseriusan
Menuliskan surat dari gothakan
Masuk ke loker terkunci rapat
Tambatan hatiku dikelilingi wajah-wajah pemarah
Dan aku hanyalah pemain figuran
Selalu beranjak pergi tanpa basa-basi
Hanya sebatas menuliskan surat tak sampai
Dia, adalah anugerah
Melihatnya saja adalah berkah
Dari kejauhan tambatan hatiku berjalan
Entah bisakah nanti aku menjadi imam
Kail Santri
Oleh: A. Taufiqur Rohman IX-A SMP Islam Sunan Bejagung |
Kail santri memancing Rahmat
Pamit berjanji membawa selamat
Bersarung hijau melakukan perjalanan
Menjadi bukit harapan di tengah-tengah lautan
Kulihat Bapak berangkat ke laut
Memasang kail unttukku di pagi berkabut
tidak terasa bayangannya hilang terbawa ombak
hanya lampu kerlip jauh menampak
Kail santri memancing rizki
Dari Engkau kami mencari
Diantara rintik-rintik air hujan sedekah
Segala bagian tubuhku adalah qurbah
Wahai para sobat Santri Millenial
Janganlah sampai kailmu tertinggal
Kail yang hilang, dimana lagi akan kau cari
Kalau sudah hilang segala identitas diri
Kail santri memancing keridloan
Lewat Bapak yang membelah lautan
Lewat sendi yang berbentuk qurbah
Tiap saat adalah sedekah
(CE&CC.AD)
Pantau terus channel kami di https://www.youtube.com/channel/UCsjm7oCDt2PbWG5Kpe91hLQ