1200 Santri Ponpes Sunan Bejagung melaksanakan Manasik Haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Manasik haji adalah rentetan kegiatan sebelum Ibadah haji yang merupakan salah satu dari lima Rukun Islam, yakni sebagai rukun terakhir setelah syahadat, shalat, puasa dan zakat. Ibadah haji wajib dilakukan bagi umat islam yang memiliki kemampuan, baik fisik, harta maupun biaya perjalanannya. Perintah menunaikan ibadah haji adalah sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an, Surah Ali Imran, Ayat 97 sebagai berikut:
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang siapa mengingkari kewajiban haji, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.”
Apa pentingnya Manasik Haji untuk Para Santri ?
Manasik haji adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya. Dalam kegiatan ini, calon jamaah haji akan dilatih tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji yang akan dilaksanakannya, misalnya rukun haji, persyaratan, wajib, sunah, maupun hal-hal yang tidak boleh dilakukan selama pelaksanaan ibadah haji.
Dalam rangka memberikan pembelajaran dan pengalaman melaksanakan Ibadah haji, maka Ponpes Sunan Bejagung melaksanakan kegiatan tahunan, yakni Manasik Haji Santri Ponpes Sunan Bejagung yang dilaksanakan di Asrama Haji Sukolilo – Surabaya.
Jumlah santri yang ikut serta
Seribu dua ratus santri Ponpes Sunan Bejagung, dari siswa SMP Islam, MA, dan SMK Sunan Bejagung dengan antusias melaksanakan kegiatan Manasik Haji di Asrama Haji Sukolilo (dilanjutkan dengan Ziarah Wali Syaikhona Kholil – Bangkalan dan Sunan Ampel- Surabaya). Kegiatan Manasik Haji ini dilaksanakan 2 gelombang, yakni Gelombang I Putra (17 Oktober 2018) dan Gelombang II Putri (18 Oktober 2018).
Kegiatan ini langsung dibimbing oleh K.H. Ahmad Rifa’i Pembimbing Jamaah Haji dari KBIH Kabupaten Tuban.
“Alhamdulillah pada siang hari ini, anak didik dari Pondok Pesantren Sunan Bejagung, mulai dari Madrasah Diniyah, SMP Islam, Madrasah Aliyah dan SMK Sunan Bejagung dengan jumlah 1200 santri yangterbagi 2 gelombang yakni 8 rombongan bus, 500 santri putra dan 9 rombongan bus, 700 santri putri dapat hadir mengikuti manasik haji di Asrama Haji Sukolilo Surabaya” jelas beliau ketika dikonfirmasi.
“Dari pelaksanaan kegiatan manasik haji ini diharapkan para santri akan belajar bagaimana cara melakukan praktik tawaf, sa’i, wukuf, lempar jumrah, dan prosesi ibadah lainnya dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci. Manasik haji ini juga diperlukan guna memberikan pemahaman kepada setiap calon jamaah haji tentang tujuan utama keberangkatan mereka ke tanah suci” tambah Bapak M.Kharis, S.Pd.I.
Praktik Manasik Haji Tamattu
Pengertian haji tamattu secara bahasa yaitu bersenang-senang. Sedangkan pengertian haji tamattu secara istilah atau teori yaitu pelaksanaan ibadah haji dan umrah dilakukan secara terpisah. Terpisah yang dimaksud yaitu terlebih dahulu melakukan ibadah umroh kemudian melaksanakan ibadah haji pada bulan yang sama yaitu pada bulan haji. Dalam manasik haji kali ini, para santri langsung praktik haji tanpa melaksanakan umroh dahulu.
Perjalanan Manasik Haji
Rabu, 17 Oktober 2018 pukul 05:00 WIB Para Santri berangkat dari Ponpes Sunan Bejagung, menuju Asrama Haji Sukolilo – Surabaya. Sedangkan santri putri diberangkatkan esok hari, yakni Kamis, 18 Oktober 2018.
Tiba di tujuan pertama, Masjid Ahmad Dahlan di Desa Banjarsari, Kecamatan Cerme—Gresik. Disini para santri diberikan pengertian bahwa mulai dari masjid Ahmad Dahlan, para Santri memulai (miqot) dengan niat haji.
Setelah sampai di miqat, para santri melaksanakan rukun haji yang pertama yaitu Ihram, memakai wangi-wangian pada tubuh, memakai pakaian ihram (bagi putra) dan sarung tangan serta kaos kaki bagi santri putri dengan mengucapkan niat haji ;
Dalam perjalanan menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya, yang diibaratkan menuju Mekkah para santri memperbanyak membaca Bacaan Talbiyah :
Tiba di Asrama Haji Sukolilo (diibaratkan di Mekkah) Para Santri melanjutkan praktik rukun haji, yaitu : Wuquf di Bukit Arafah, yang waktunya terentang mulai dari waktu zhuhur tanggal 9 Dzulhijjah sampai subuh tanggal 10 Dzulhijjah. Jamaah bisa mengambil waktu siang sampai setelah maghrib, ataupun malam harinya sampai jelang subuh.
Thawaf Ifadhah. Setelah wukuf di Arafah, jamaah haji menuju Masjidil Haram, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Putaran ini dimulai dari sekiranya arah dari Hajar Aswad, dan Ka’bah berada di sisi kiri badan jamaah haji. Gampangnya, orang berhaji berputar melawan arah jarum jam.
Sa’i dari bukit Shafa dan Marwah, dimulai dari bukit Shafa, kemudian berjalan sampai tujuh kali perjalanan hingga berakhir di bukit Marwah.
Tahallul, yaitu mencukur rambut kepala setelah seluruh rangkaian haji selesai. Waktunya sekurang-kurangnya adalah setelah lewat tanggal 10 Dzulhijjah.
Keseluruhan rukun haji ini dilaksanakan secara tertib/ berurutan serta berkesan semirip mungkin dengan lokasi dan suasana yang ada di tanah suci.
Manfaat Manasik Haji bagi Santri
“Pendidikan manasik haji adalah sebagai sarana edukatif dalam mengenalkan rukun Islam kelima. Hal ini salah satu cara untuk menanamkan sejak dini nilai-nilai ketaatan kepada Allah SWT, menanamkan rasa ingin melaksanakan ibadah haji ke dalam hati para santri sejak dini”
“Harapan kami, dengan melaksanakan Manasik di Asrama Haji Sukolilo ini dapat mengetahui betul lokasi pembinaan jamaah haji dan cara berhaji yang benar. Yang kedua adalah Tafa’ul (mengharapkan tertular berkah), semoga dengan ke asrama haji, para santri dapat dipanggil Allah SWT ke tanah suci, Mekkah Al Mukarromah. Aamiin Ya Robbal ‘Alamiin”. Cetus Bapak Nur Salim, S.Pd.I selaku panitia Manasik Haji Ponpes Sunan Bejagung Tahun 2018.
(Em A.D.)
Baca juga Artikel MPLS Ponpes Sunan Bejagung