Ketika Allah mencegah kamu mendapatkan sesuatu, hakikatnya Allah sedang memberikan yang terbaik padamu
Allah menurunkan cobaan tujuannya Tidak lain adalah memberikan hadiah Terbaik kepada hambaNya.
Namun, doktrin Ibnu Athaillah As-Sakandari di atas hanya bisa dipahami khusus bagi hamba-hamba Allah yang berbaik sangka (husnu al-dhan) Dan belajar dari musibah yang Ada, gerangan Apa pemberian Allah di balik musibah tersebut. Ingat Firman Allah :
Wahai Tuhan kami, Engkau Tidak menciptakan ini batal (sia-sia tanpa guna).
Dalam Manaqib, Syaikh Abdul Qodir al-Jilani menyatakan, level tertinggi seorang mukmin ketika menerima cobaan adalah ar-ridla wa al-taladzdzudz (الرضا والتلذذ), legowo Dan menikmati. Level menengah adalah Sabar Dan mencoba berusaha menyesuaikan takdir Allah (الصبر والموافقة). Jika seorang mukmin sambat-ngeresulo-buruk sangka (suudz dzan), maka itu adalah level terendah respons seorang mukmin yang dilarang.
Apa hakikat pemberian Allah kepada hamba-hambaNya dibalik Allah menurunkan penyakit Corona yang sampai sekarang belum ditemukan Anti Virusnya ?
Banyak, Tidak terhitung.
Antara lain:
Pertama, menjadi pintu taubat bagi manusia yang selama mengonsumsi makanan-minuman yang dilarang Agama. Sejak Corona menyebar, banyak informasi yang menyatakan bahwa salah satu sebabnya adalah mengkonsumsi makanan-minuman yang ekstrim yang dalam Agama dilarang, seperti ular, kelelawar, Dan berbagai macam hewan berbisa yang dilarang dalam Islam.
Islam Tidak melarang sesuatu kecuali Ada dampak yang merusak (mafsadah) Dan Islam Tidak memerintahkan sesuatu kecuali di dalamnya Ada dampak positif konstruktif (maslahah) dunia akhirat.
Kedua, mendorong umat Islam mengedepankan pola hidup sehat. Pola hidup sehat bisa dilihat dari menu makanan, disiplin cuci tangan, rajin sikat Gigi, rajin olah raga, Dan istirahat yang cukup.
Banyak pola hidup umat Islam yang jauh dari standard hidup sehat ala Nabi Dan standard ilmu kedokteran. Sebagaimana pendapat para pakar, jika tubuh Punya imunitas tinggi, maka penyakit Tidak mudah masuk. Pola hidup sehat Dan positive thinking membuat imunitas tubuh menguat Dan menjadi perisai diri yang ampuh dari berbagai penyakit.
Ketiga, mendorong umat Islam untuk mengembangkan riset secara serius sehingga mampu mengetahui secara ilmiah suatu penyakit Dan mampu menemukan obatnya. Dalam pandangan Agama, setiap penyakit pasti Ada obatnya.
Umat Islam Tidak boleh bermalas-malasan Dan berpangku tangan dalam ilmu pengetahuan Dan teknologi karena keduanya menjadi kunci kemajuan peradaban umat manusia di era globalisasi sekarang.
Keempat, memperbanyak dzikrullah (mengingat Allah), membaca istighfar, shalawat Dan terus mendekatkan diri kepada Allah. Dengan mengingat Allah, ketenangan jiwa diraih.
Kelima, Selalu ingat Mati. Orang yang ingat Mati, Akan melakukan investasi Amal kebaikan Dan secepatnya meninggalkan kemaksiatan.
Sekuat Dan segagah apapun seseorang, Mati akan menjemputnya. Maka segera lakukan kebaikan, tinggalkan kedurhakaan, sambung shilaturrahim Dan isi waktu dengan bertaqarrub kepada Allah.
(CE.Az)