Proses belajar memerlukan metode-metode khusus yang jelas, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Metodologi pembelajaran merupakan cara-cara dalam melakukan aktivitas antara pendidik dan peserta didik ketika berinteraksi dalam proses belajar.
Metode pembelajaran ceramah memang paling praktis dan ekonomis, tapi jika dilakukan secara terus menerus akan memberikan efek bosan pada anak-anak didik. Perlu belajar lagi dan lagi, inovasi tiada henti dari Bapak/Ibu Guru Pengajar untuk memberikan suasana baru dalam pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas. Sehingga dalam pengembangannya, pembelajaran tidak hanya melulu dilaksanakan di dalam kelas, tapi juga kegiatan outdoor berupa Ekstra Learning Outside atau Ekstra Belajar Luar. Ekstra Belajar Luar menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang cocok untuk siswa MI, karena proses pembelajarannya dilaksanakan dengan semenyenangkan mungkin, sehingga siswa lebih aktif, lebih antusias, dan bisa lebih memahami setiap materi yang disampaikan.
Kegiatan Ekstra Belajar Luar (EBL) yang dilaksanakan oleh MI Sunan Bejagung pada tanggal 27 Oktober 2019 mungkin dapat menjadi referensi bagi anda yang sedang mencari-cari bentuk pembelajaran yang menyenangkan, dan tidak harus kemana-mana. Kegiatan EBL dilaksanakan di dalam madrasah dengan mendatangkan Penyedia Jasa Pemutaran Bioskop 3D Surabaya. Ternyata bisa! menghadirkan bioskop di lingkungan madrasah.
Anak-anak diberikan tontonan video versi 3 Dimensi yang berisi hiburan edukatif dengan materi kearifan lokal, kekayaan kebudayaan Indonesia. Film yang ditampilkan pun bermacam-macam, mulai dari cerita fabel, kepahlawanan, legenda Danau Toba, hingga hiburan rool coaster, yang membuat siswa seolah-olah memang sedang terbang di dalam kereta. Mereka dapat menangkap amanat dari Film-film yang diputarkan dengan pesan moral yang positif. Hal ini dibuktikan dengan isi rangkuman tugas dari film yang telah diputarkan. Mayoritas dari mereka dapat menangkap pesan yang tersirat.
“Harapan kami, agar para siswa dapat memahami dan menangkap pesan positif dalam cerita, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mereka mau mengenal dan melestarikan khasanah budaya Indonesia. Yah, agar tidak menjadi generasi yang lupa sama kulitnya” tutur Ibu Istiana, guru pengajar di MI Sunan Bejagung.
(CC.Ad)
Baca juga cerita dan artikel di web ini
Ikuti juga channel Youtube kami di