Tuban. Admin_ppsb. Siang itu matahari terik menyengat. Tapi sengatan matahari siang itu tak mengendurkan semangat para santri Pondok Pesantren Sunan Bejagung mempersiapkan segala perlengkapan dan kostum karnaval. Yaa, hiruk pikuk santri dan segenap dewan guru inilah yang membedakan suasana di Pondok Pesantren Sunan Bejagung dengan hari-hari biasanya. Hari ini, Selasa 11 September 2018 bertepatan dengan Pelaksanaan Kegiatan “Pawai Santri 2018” memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharrom 1440 Hijriyah.

Dengan mengambil tema “Memperteguh Ukhuwah Islamiyah dan Wathoniyah” Pawai Santri pada tahun ini tetap menghadirkan suasana gemerlap, mewah, murah, kreatif dan original (asli) karya santri Pondok Pesantren Sunan Bejagung.

“Sebenarnya, Ajang ini adalah agenda kegiatan tahunan yang sangat perlu dilaksanakan. Disamping sebagai wujud Syi’ar Islam, juga sebagai ajang menyalurkan bakat dan kreatifitas para santri” jelas Rama K.H. Abd. Matin Djawahir selaku Pengasuh Ponpes Sunan Bejagung.

 

 

 

 

 

 

 

Pada tahun ini Pawai Santri 2018 diikuti oleh 1440 peserta, terdiri dari 114 Bapak/Ibu Dewan guru dan karyawan, 95 siswa RA, 58 siswa TPQ, 323 siswa MI, 546 siswa SMP Islam, 235 siswa MA,  serta 69 siswa SMK Sunan Bejagung. Sedangkan Para Undangan yang hadir adalah 60 Tamu Kehormatan dari Jajaran Polsek Semanding, Koramil Semanding, Camat Semanding, Kepala Desa Bejagung beserta jajarannya serta Pengurus Yayasan sekaligus Pengurus Jama’ah Qolbul Qur’an.

 

“Perkembangan zaman yang begitu pesat membuat generasi muda harus benar-benar pandai dalam memilih dan memilah, mana kegiatan yang positif dan mana yang negatif agar tidak terjadi degradasi moral, akhlak dan nilai – nilai agama. Misi dari kami, agar kegiatan ini mampu mengingatkan santri bahwa tahun baru Islam merupakan bagian integral dari sejarah Islam, yang mengandung makna penting sekaligus pembelajaran sejarah” jawab Bapak Nasrul Hakim, S.Pd.I ketika ditanya tujuan diadakannya Karnaval Santri tahun ini.

Keren, Spektakuler, kreatif dan inovatif. Itulah kata-kata yang paling tepat untuk menggambarkan pelaksanaan Pawai Santri pada tahun ini. Di barisan depan, penampilan siswa-siswi MI Sunan Bejagung yang tergabung dalam Drumband Qothrun Nada Junior langsung menggebrak. Tidak diragukan lagi, karena prestasi Qothrun Nada sendiri begitu bersinar untuk tahun ini. Dua gelar sanggup disabet dalam kurun waktu setahun terakhir. Juara I Non Brass dan Juara Umum TOMC 2017 tingkat SD/MI Karasidenan Tuban-Bojonegoro serta Juara I Non Brass tingkat SD/MI Se-Kab. Tuban dalam rangka HUT Ke-73 RI.

 

Di barisan SMP Islam pun tak kalah heboh, disamping penampilan Qothrun Nada Senior (dari Siswa Kelas VIII SMP) juga menampilkan gemerlapnya kostum serta penampilan Group Kesenian Tradisional Tongklek dari siswa kelas IX.

 

Walaupun kalah mewah, penampilan siswa SMK Sunan Bejagung lebih atraktif dan menghibur. Dengan penampilan mayoritas tentang perjuangan Islam dan Pejuang Kemerdekaan Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan NKRI, penampilan mereka lebih terkesan unik dan nyentrik.

 

Penampilan paling gemerlap, dan terkesan mewah justru ditampilkan oleh para santri dari MA Sunan Bejagung. Hal ini dibuktikan dengan disabetnya Juara baik putra maupun putri oleh Kelas XII-A, XII-B dan XII-C. Tangan-tangan kreatif para santri sanggup menghasilkan kostum-kostum yang wahhh, yang berhasil membius ribuan penonton.

Rute Karnaval Santri tahun ini tetap seperti tahun lalu, yaitu melewati Desa Bejagung, Kelurahan Gedongombo, Pasar Baru Tuban dan Kelurahan Karang.

“Semoga Tahun Depan Lebih Baik” jawab Ibu Tri Listarini, S.Pd. selaku Wakil Ketua saat ditanya harapan karnaval tahun depan. “Sesempurna apapun kami merencanakan, tentu sebagai manusia biasa, segenap panitia menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Baik dalam persiapan, pengawasan maupun pelaksanaan Karnaval Santri 2018 kali ini. Semoga saran atau koreksi dari semua pihak kepada kami dapat dijadikan evaluasi untuk perbaikan kegiatan di masa yang akan datang” timpal beliau kembali. (Em.AD)

Dokumentasi Lengkap Silakan Download Disini