Bismillahirrohmanirrohim النكاح utawi nikah
Iku سنتى santai

Ngajinya hatamin dulu ya ndok baru nikah.

Di era keypad oriented ini tidak jarang para lajang terburu-buru ingin menikah karena tidak tahan ditanya-tanya terus. Sehingga dasar mereka menikah adalah karena tuntutan masyarakat. Atau, adakalanya mereka ingin segera menikah lantaran takut keburu tua atau menopause sehingga khawatir tidak memiliki kesempatan lagi memiliki keturunan, akibatnya kriteria-kriteria penting yang sebelumnya menjadi patokannya sudah tidak penting lagi. Atau, acapkali terburu-buru menikah karena takut tidak mendapatkan jodoh kalau keburu tua, sehingga kurang mempertimbangkan siapa orang yang dinikahi, bahkan sampai bersedia dipoligami (padahal pada sebagian besar poligami, di situ pasti ada pihak yang merasa terdzalimi dan tersakiti). Rasullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud:

“Barangsiapa mencintai karena Allah, memberi karena Allah, menolak kerena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya.”

Dalam hadist tersebut, Rasulullah mendefinisikan kesempurnaan iman seorang mukmin dalam masalah perkawinan adalah ketika seorang mukmin itu menikah hanya karena Allah SWT. Rasulullah SAW TIDAK menyebutkan perihal menikah karena takut gunjingan orang, menikah karena takut keburu tua, ataupun menikah karena takut tidak mendapat jodoh. Rasulullah SAW hanya menyabdakan untuk MENIKAHLAH KARENA ALLAH, bukan yang lain-lain. Sehingga menikah dengan alasan-alasan selain Allah SWT tersebut sebenarnya malah TIDAK menuju kepada usaha untuk menyempurnakan iman. Hanya di mata manusia saja ia terlihat sudah menyempurnakan iman, padahl kita tau bahwa :

Cukuplah dengan ridha Allah bagi kita, sungguh mencari ridha manusia adalah tujuan yang tak akan pernah tergapai.

Sedangkan Ridha Allah, destinasi yang pasti sampai, maka tinggalkan segala upaya mencari keridhaan manusia, dan fokus saja pada ridha Allah. Wallahu a’lam….Semoga Bermanfaat

Disarikan dari berbagai sumber.

(CE.Az)