Pondok Pesantren Sunan Bejagung  ( Jum’at , 28 Februari 2020 )

Salah satu sistem pengajian dalam proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Usnan Bejagung adalah sorogan. Sorogan  merupakan salah satu Kegiatan Santri yang berlangsung setiap malam pukul 20.00 WIB ( Ba’dal Isya’ ).

   S O R O G A N

       Sorogan merupakan tradisi yang menjadi ciri khas pesantren di Indonesia, yaitu seorang santri membaca suatu materi tertentu dalam kitab kuning/turats dihadapan ustadz atau kiai, kemudian materi tsb dipaparkan oleh ustadz atau kiai yang menjadi pembimbing nya. Dengan metode ini seorang santri bisa melatih dan mengetahui sebatas mana kemampuannya dalam membaca dan memahami kitab-kitab klasik yang diajarkan di pesantren. Secara etimologi sorogan berasal dari kata jawa “sorog” yang memiliki makna : menyodorkan, berarti, seorang santri akan menyodorkan materi yang ingin ia pelajari dengan detail dan rinci secara individual atau secara khusus dibawah bimbingan ustadz atau kiai. Metode ini merupakan metode yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas keilmuan seorang santri yang juga telah di-saintifikasi oleh para Ulama sejak dulu, karena ia membutuhkan ketekunan, kesabaran, kerajinan dan disiplin pribadi santri, sebab ia harus menguasai artikulasi dan pengalihbahasaan dengan benar dan ia juga tak diperbolehkan berpindah ke materi yang lain kecuali ia telah benar-benar menguasai materi sebelumnya, dengan metode ini, seorang pembimbing juga akan bisa menilai secara langsung kemampuan murid didiknya, karena metode ini bersifat verba.

       Dan metode ini lah yang diajarkan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah saw, tatkala beliau mendapatkan wahyu pertama kali di gua khira’, dimana Malaikat Jibril as mendatanginya lalu mendekapnya dengan keras dan menyuruh beliau agar membaca tulisan yang dihadapan beliau sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab hadits klasik.

حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍ، فَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ : اقْرَأْ. قَالَ : ” مَا أَنَا بِقَارِئٍ “. قَالَ : ” فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ، ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ : اقْرَأْ. قُلْتُ : مَا أَنَا بِقَارِئٍ. فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ، ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ : اقْرَأْ. فَقُلْتُ : مَا أَنَا بِقَارِئٍ. فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ : { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ } { خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ } { اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ } ” رواه البخاري

Wallahu’alam bis showab